Monday, August 1, 2016

Belajar Apa Dulu: Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal?

Di bulan Oktober 2015 saya menyurvey pembaca blog ini dengan pertanyaan berikut:

Pilih mana:

1. Belajar Analisa Fundamental lebih dulu
2. Belajar Analisa Teknikal lebih dulu
3. Belajar Analisa Fundamental & Teknikal bersamaan
4. Tidak belajar kedua-duanya

Total 147 suara masuk (terima kasih untuk semua yang meluangkan waktu memilih) dengan hasil sebagai berikut:

32% (48 suara) memilih belajar Analisa Fundamental lebih dulu
34% (51 suara) memilih belajar Analisa Teknikal lebih dulu
29% (44 suara) memilih belajar Analisa Fundamental & Teknikal bersamaan
2% (4 suara) memilih tidak belajar kedua-duanya 


Jadi sebenarnya mana yang lebih baik?

Mari kita bahas.

Apakah sebaiknya lebih dulu belajar Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal adalah suatu pilihan. Dan dalam memilih, hasilnya akan lebih baik kalau pilihan tersebut sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda.

Masalahnya, ketika baru mulai belajar main saham, andakemungkinan besar—belum tahu kemauan, karakter, dan kemampuan anda. (Anda mungkin punya preferensi awal, tapi preferensi tersebut belum tentu benar.)

Artinya, kalau anda langsung mendalami Analisa Fundamental saja (atau Analisa Teknikal), yakinkah anda bahwa pilihan tersebut sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda?

Iya juga ya, kata anda dalam hati. Berati sebaiknya saya belajar kedua-duanya pada saat bersamaan?

Tapi belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal pada waktu bersamaan akan menimbulkan masalah juga.

Masalah apa?

Di pos "Apa Inti Analisa Fundamental?" saya berargumentasi bahwa inti dari Analisa Fundamental adalah membeli saham yang nilainya (relatif) murah.

Di pos "Saham Yang Layak Dibeli Menurut Analisa Teknikal" saya menjelaskan bahwa inti dari Analisa Teknikal adalah membeli saham yang (trend) harganya cenderung sedang naik.

Nah, coba anda bandingkan.

Yang satu menganjurkan beli saham murah; yang satu lagi menganjurkan beli saham yang harganya cenderung sedang naik.

Yang namanya murah—biasanya—berarti harga sedang cenderung turun, bukan sedang naik. Yang harganya cenderung sedang naik—biasanya—berarti sudah tidak murah. 

Apa artinya?

Artinya: inti ajaran Analisa Fundamental BERTOLAK-BELAKANG dengan inti ajaran Analisa Teknikal.

Nah, kalau pada saat bersamaan anda berusaha mendalami dua hal yang intinya bertolak-belakang ini, besar kemungkinan anda akan puyeng pusing 77 keliling dipingpong antara membeli saham murah dengan membeli saham yang naik.

[Analoginya: kalau seseorang berusaha mendalami ilmu kungfu "putih" dan ilmu kungfu "hitam" pada saat bersamaan, alih-alih ilmunya bertambah tinggi malahan bisa-bisa ia menderita luka dalam.]

Jadi musti gimana dong?
 

Menurut saya, pilihan yang lebih baik adalah belajar Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal bersamaaan, tapi . . .

Belajar bersamaan ini bukanlah untuk mempelajari Analisa Fundamental dan Analisa Teknikal secara mendalam.

Tujuan utama belajar bersamaan ini adalah agar anda mengenal "kulit" Analisa Fundamental dan "kulit" Analisa Teknikal.

Setelah anda tahu "kulit"nya, baru deh anda tentukan sendiri apakah Analisa Fundamental atau Analisa Teknikal yang lebih sesuai dengan kemauan, karakter, dan kemampuan anda.

No comments:

Post a Comment