Di pos "Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian I)" anda sudah tahu bahwa ketika terjadi Gap Up atau Gap Down, rentang harga High/Low tidak mencerminkan rentang sesungguhnya (True Range).
Apa ada solusinya?
Tentu saja.
Solusi yang diberikan J. Welles Wilder adalah sebagai berikut:
a. Saat Tidak Gap Down/Gap Up
Saat tidak terjadi Gap Down/Gap Up, True Range adalah sama dengan Range yaitu High dikurangi Low.
True Range = Range = High - Low.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 1 di bawah ini.
Figure 1. True Range Saat Tidak Ada Gap Up/Gap Down |
b. Saat Terjadi Gap Up
Saat terjadi Gap Up, True Range adalah High hari itu dikurangi Previous Close.
True Range = High - Previous Close.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 2.
Figure 2. True Range Saat Terjadi Gap Up |
c. Saat Terjadi Gap Down
Saat terjadi Gap Down, True Range adalah Previous Close dikurangi Low hari tersebut.
True Range = Previous Close - Low.
Untuk lebih jelasnya, silahkan lihat Figure 3.
Figure 3. True Range Saat Terjadi Gap Down |
2. Rumus Cara Menghitung Average True Range
Berdasarkan solusi J. Welles Wilder di atas, rumus untuk mendapatkan nilai True Range adalah:
True Range = max[(High - Low), abs(High - Prev Close), abs(Prev Close - Low)]
Kalau saya jabarkan dalam kata-kata: True Range adalah nilai maximum (terbesar) dari nilai (High - Low), nilai abs(High - Prev Close), nilai abs (Prev Close - Low).
[Perhatikan bahwa fungsi abs (absolut, bukan asal bapak senang) adalah menjadikan (High - Prev Close) dan (Prev Close - Low) selalu bernilai positif. Ingat: yang ingin didapatkan di sini adalah RENTANG harga. Jadi, kita tidak mempermasalahkan apakah harga naik (positif) atau turun (negatif).]
Perhatikan juga bahwa dengan rumus di atas, anda TIDAK PERLU tahu apakah terjadi Gap Up/Gap Down atau tidak.
Mengapa?
Karena kalau terjadi Gap Up, secara otomatis rumus akan memilih nilai abs(High - Prev Close) karena nilai tersebut adalah yang terbesar. Kalau terjadi Gap Down, secara otomatis rumus akan memilih nilai abs(Prev Close - Low) karena nilai tersebut adalah yang terbesar. Kalau tidak terjadi Gap Up/Gap Down, secara otomatis rumus akan memilih nilai (High - Low) karena nilai tersebut adalah yang terbesar.
Keren, kan?
Lalu bagaimana cara mendapatkan Average True Range (ATR)?
Average True Range adalah RATA-RATA dari sejumlah True Range.
Average True Range = (TR1 + TR2 + TR3 ... + TRn)/n
Jadi kalau anda ingin menghitung rata-rata dari 10 True Range, jumlahkan ke 10 True Range tersebut lalu dibagi 10.
Nilai default n untuk Average True Range adalah n = 14.
----#$#----
Nah, sekarang anda sudah tahu cara menghitung Average True Range. Lalu, Average True Range ini termasuk analisa teknikal jenis apa: trend-following atau oscillator? Mau tahu? Silahkan lanjut baca ke "Indikator Analisa Teknikal Average True Range (Bagian III)." [Belum terbit. Mohon berkunjung kembali.]
No comments:
Post a Comment